ilustrasi

Beritainternusa.com,Jateng – Bakal calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dibayang-bayangi lawan kotak kosong dalam Pilkada Solo 2020 Bahkan gerakan mendukung kotak kosong sudah mulai muncul di Solo.

Potensi calon tunggal di Solo memang cukup besar karena hampir seluruh partai mendukung Gibran. Meskipun, belum seluruh partai menyerahkan dukungan secara resmi.

Di sisi lain, satu pasangan bakal calon dari perseorangan masih harus melewati proses di KPU Solo. Kini mereka memasuki tahap perbaikan syarat dukungan.

Dukungan untukkotak kosong  salah satunya datang dari aktivis budaya Kota Solo Zen Zulkarnaen. Menurutnya, kemunculan sosok calon tunggal adalah bukti sistem demokrasi yang tidak berfungsi.

“Saya pikir kalau tidak ada penyeimbang, itu tidak sehat untuk demokrasi. Saya mendorong kotak kosong dalam konteks seperti itu. Jadi ada pihak yang mengkritisi dalam konteks demokrasi,” kata Zenzul, sapaannya, saat dihubungi wartawan, Kamis (6/8).

Menurutnya, kondisi perpolitikan di Solo hingga hari ini tampak tidak sehat. Sebab hampir seluruh partai politik mendukung satu calon. Belum lagi adanya sukarelawan hingga tim yang aktif di media sosial.

“Ini sebagai harapan akan adanya aspirasi masyarakat. Kalau saat ini kan sangat oligarkis. Jadi kotak kosong sebagai koreksi. Kalau suara kotak kosong besar, maka parpol dan elite wajib mengoreksi,” kata dia.

Pegiat kota lainnya, Andi Setiawan, memiliki pandangan serupa. Bahkan dia menilai kondisi saat ini sudah menunjukkan sistem oligarki dan politik dinasti.

Dosen salah satu perguruan tinggi di Solo itu mengatakan tidak mempermasalahkan sosok Gibran, Namun dia ingin mengkritik sistem demokrasi yang tidak berfungsi baik di Solo. “Silakan kalau bilang bukan politik dinasti, tetapi faktanya seperti itu, demokrasi semakin formalistik. Bagi saya ini sebuah kemunduran,” katanya.

Terkait dukungan untuk kotak kosong, menurutnya hal tersebut sebagai cara menertawakan tidak berfungsinya sistem demokrasi. “Sebenarnya bukan kampanye kotak kosong, tetapi ini lebih pada menertawakan demokrasi. Karena pilkada menjadi tidak substansial. Jadi ditertawakan saja,” tutupnya.

Menanggapi adanya potensi lawan kotak kosong, Gibran mengaku tidak mempermasalahkan ada atau tidak ada lawan. Hal tersebut menurutnya berada di ranah KPU.

“Itu kan yang menentukan KPU. Tidak masalah (ada atau tidak ada lawan),” kata Gibran di Baluwarti, Solo, Kamis (6/8/2020).

Senada dengan Gibran, Ketua DPC PDIP FX Hadi Rudyatmo mengatakan gerakan tersebut juga tidak melanggar aturan. Hal tersebut sebagai bentuk jalannya sebuah demokrasi. “Nggak masalah gerakan kotak kosong, PDIP tetap jalan. Saya tanggung jawab di PDIP, silakan saja kotak kosong, karena diatur boleh kotak kosong ya nggak masalah,” tutupnya.

[Admin]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here