Beritainternusa.com,DIY – Viral unggahan makanan tradisional, Klepon yang disebut sebagai makanan tak islami menghiasi dunia maya beberapa hari belakangan ini. Pro dan kontra terhadap unggahan tersebut pun muncul.
Viralnya unggahan bukan makanan islami ini tak berdampak pada penjualan Klepon di Yogyakarta. Salah seorang penjual Klepon di Yogyakarta, Amin Tri Sutriyoso (50) mengaku dagangan Klepon yang dijajakannya tetap laris manis dibeli konsumen.
Amin yang setiap harinya berjualan di Jalan Urip Sumoharjo, Kota Yogyakarta atau berada di depan Swalayan Gardena ini mengaku viralnya Klepon makanan tak islami tak berdampak pada dagangannya.
Amin menyebut Klepon yang dijualnya sebutir dengan harga Rp500 ini tetap menjadi jajanan yang diburu oleh pelanggan. Bahkan untuk membeli dagangan jajan pasar yang dijual Amin ini, pelanggan harus rela antri.
“Saya tahu ada postingan kalau Klepon tidak Islami. Postingannya juga ramai di medsos. Tapi Alhamdulillah penjualan tetap seperti biasa. Tidak terpengaruh sama postingan itu kok,” ucap Amin, Rabu (22/7).
Amin menyebut dalam sehari, dirinya bisa menjual ratusan butir Klepon. Amin mengungkapkan penurunan pendapatan justru dirasakannya karena efek pandemi virus Corona dibandingkan saat viralnya unggahan Klepon makanan tak islami.
“Masih sama kok penjualannya. Tidak menurun. Sehari omzet saya bisa Rp2,5 juta. Daripada isu Klepon tak Islami, malah virus Corona yang berdampak langsung sama dagangan saya. Sempat sepi waktu awal-awal virus Corona. Sekarang sudah mulai ramai lagi,”tutur Amin.
Penjual jajan pasar sejak tahun 2000 ini justru heran dengan munculnya unggahan Klepon yang dicap sebagai makanan tak Islami. Amin menyebut jika Klepon merupakan makanan tradisional yang sudah ada sejak dulu.
“Ya bingung saja. Klepon kan sudah ada dari dulu. Kenapa baru tidak dianggap sebagai makanan islami beberapa hari ini,”ucap Amin.
Amin menjamin jika Klepon bikinannya dibuat dari bahan-bahan yang halal. Amin juga menerangkan selain bahannya halal, proses pembuatannya pun juga dilakukan dengan cara biasa dan dijamin kebersihannya.
“Bahan yang dipakai ya biasa. Halal semua kok bahannya. Bahannya ada tepung ketan, gula jawa sama kalsium. Kalsium dipakai untuk mengikat gula jawa supaya tidak meleleh saat digoreng. Terus sama taburan kelapa,” ungkap Amin.
“Ya tidak mungkin kita jualan yang tidak halal. Kan pembeli kita juga kebanyakan yang beragama Islam. Ini yang bantuin saya aja juga pakai kerudung. Masak ya kita jual makanan yang tidak halal,”sambung Amin.
[Admin]