klepon

Beritainternusa.com,Jakarta – Klepon tidak Islami narasi itu tengah diramaikan di jagat media sosial RI. Masyarakat diminta tidak terprovokasi dengan isu klepon tidak islami ini.

Heboh klepon tidak islami ini salah satunya dipicu dari pernyataan salah satu akun media sosial. Akun ini mengklaim jajanan tradisional dengan taburan kelapa itu bukanlah jajanan islami.

‘Kue klepon tidak islami. Yuk, tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami’. Begitu bunyi klaim isu klepon tidak islami.

Dari mana sebenarnya asal muasal narasi klepon tidak islami ini muncul? Drone Emprit punya analisisnya.

“Pendorongnya adalah residu Pilpres yang tidak kunjung hilang di publik. Orang sudah terpolarisasi,” kata analis dan pendiri Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, kepada wartawan, Rabu (22/7/2020).

Terpecahnya masyarakat menjadi dua kelompok yang berhadap-hadapan (polarisasi) sudah terbentuk sejak Pilpres 2019. Meski begitu, model pembuatan isu gaduh seperti ini sudah ada sejak Pilkada DKI 2017, misalnya isu wayang kulit tidak sesuai ajaran Islam, atau yang lebih baru ada isu orang Islam piknik ke candi.

Kebetulan saja, sentimen yang ada di masyarakat adalah sentimen kadrun yang merujuk ke kelompok agama tertentu. Sentimen agama memudahkan tersulutnya kegaduhan dengan sangat emosional. Istilah ‘kadrun’ kerap kali menjadi olok-olok ke akun/orang yang punya kecenderungan keagamaan tertentu plus sikap politik tertentu. Di atas suasana itu, muncul isu klepon.

“Khusus yang klepon ini, memang sengaja untuk bikin kegaduhan dengan memanfaatkan sentimen itu,” kata Fahmi.

Drone Emprit mengambil data dari media online, Twitter, Facebook, dan Instagram. Ternyata mention ‘klepon’ paing banyak ada di Twitter. Pada 21 Juli pukul 18.00 WIB kemarin, sudah ada 10.066 akun yang memention ‘klepon’ di Twitter.

Di Twitter, isu klepon mulai melejit pada Selasa (21/7) pukul 10.00 WIB kemarin. Meski begitu, yang ramai duluan adalah di platform Facebook sekitar dua jam sebelumnya.

Drone Emprit menyebut lima influencer tertinggi di Twitter pada tahap awal isu klepon tidak islami ini. Dia menyebut akun @jr_kw19 sempat mencuit soal adat istiadat Nusantara versus hal yang islami, namun cuitan ini sudah dihapus. Pro-kontra soal klepon kemudian mengemuka.

Social Network Analysis (SNA) yang dipaparkan Fahmi di Twitter, @ismailfahmi, menunjukkan isu klepon tidak islami ini diramaikan oleh kelompok oposisi, nonblok, dan pro pemerintahan.

Ada pula cuitan yang mencoba membangun klarifikasi, seperti dari akun @pinotski yang membagikan klarifikasi dari akun pemotret klepon sebelum menjadi meme, @ditut.

Isu liar klepon tidak islami disesalkan Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI meminta penyebar isu makanan klepon tidak islami diusut oleh penegak hukum. Ada potensi melecehkan ajaran agama.

“Aparat penegak hukum perlu mengusut tuntas pengunggah dan penyebar unggahan di media sosial tersebut karena secara nyata telah menyebabkan kegaduhan. Termasuk elemen masyarakat yang menjadikan berita bohong itu sebagai bahan olok-olok yang menimbulkan permusuhan, kegaduhan, dan kebencian atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan,” ucap Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni’am, saat dihubungi, Rabu (22/7).

“Posting-an itu berpotensi melecehkan ajaran agama,” ujarnya.

Ni’am meminta masyarakat tidak ikut terbawa isu dan informasi salah tersebut. Jangan pula terpancing oleh posting-an soal klepon tidak islami itu.

Senada dengan Ni’am, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menilai isu klepon tidak islami sebagai jurus adu domba dan pengalihan isu. Dia mengajak masyarakat jangan mau diadu domba dari isu klepon tidak islami.

“Pertama, kan nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba dimunculkan isu itu, dan kemudian dibikin ramai. Dalam dunia politik maupun dalam dunia socmed, nggak ada sesuatu yang nggak ada ujung pangkalnya. Tiba-tiba bisa membeludak dan menghadirkan kehebohan, kalau tidak, karena sesuatu ya memang ada maksud tersembunyi di balik kemunculan ini,” ujar HNW.

[Admin]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here