Beritainternusa.com,Jakarta – Musisi Jerinx kembali bikin kontroversi terkait perspektifnya soal virus Corona.Beberapa pihak diajaknya debat. Bahkan dia pernah petentengan menantang dirinya disuntik virus Corona.
Jerinx adalah salah satu orang yang menyakini Corona merupakan bagian dari konspirasi. Jerinx pernah menantang dr Tirta yang merupakan relawan COVID-19 terkait teori konsiprasinya ini. Mereka pun akhirnya berdiskusi secara live di Instagram dengan dr Tirta soal konspirasi Corona pada 28 April 2020 lalu.
Diskusi itu berjudul ‘Diskusi Teori Konspirasi X Realita Rumah Sakit bersama JRX dan Dr. Tirta’. Setelah mengobrol panjang lebar, Jerinx kemudian menyoroti Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Mulanya, Jerinx mempermasalahkan kapasitas pendiri Microsoft, Bill Gates, yang berbicara soal Corona, padahal bukan dokter.
“Kemarin saya emosi sama Mas Tirta itu ketika Mas Tirta ngomong ke saya, ‘Bli jangan ngomong hal yang di luar kapasitas’. Saya langsung ngeliat ke Bill Gates loh. Seluruh dunia dibikin panik masalah kesehatan sama orang yang bukan dokter. Bill Gates lulusan dokter mana?” ujar Jerinx.
Pria bernama asli I Gede Ari Astina ini mengungkit soal Sekjen WHO Tedros yang juga bukan dokter. Menurut Jerinx, Tedros punya rekam jejak yang buruk ketika masih di Ethiopia.
“Tedros, bosnya WHO. Dokter mana? Nggak ada. Tedros punya rekam jejak yang kotor loh. Dia pernah bikin kasus di Ethiopia,” kata Jerinx.
Namun, apakah rekam jejak Tedros memang demikian? Tedros memang bukanlah seorang dokter. Dia adalah seorang ahli kesehatan. Seperti yang dilansir dari DW, Selasa (21/4) Tedros yang berusia 55 tahun itu telah memiliki karier yang panjang sebagai ahli kesehatan.
Bahkan, sebelum menerima tantangan dr Tirta, Jerinx pernah petentengan untuk disuntik virus Corona. Namun, Jerinx mencantumkan sejumlah syarat.
“Selamat pagi. Jika ada yg menantang saya ke RS untuk berinteraksi dgn pengidap covid, atau menantang saya disuntik virus covid, saya akan terima tantangannya dengan syarat: Jika saya selamat, seluruh dokter di Indonesia, seluruh awak media/seleb/SJW/musisi/influencer/selebgram yg terbukti masih menyuarakan lockdown. WAJIB SUKARELA KE KANTOR POLISI MINTA DIBUI karena sudah menyampaikan solusi yg salah dan merugikan seluruh warga Indonesia. #matikanTV #unfollowIGpenakut #kemBALInormal,” tulis Jerinx dalam akun Instagramnya, sehari sebelum berdiskusi dengan dr Tirta.
Tak hanya sampai di situ saja, Jerinx juga sempat ditantang seorang dokter bernama Dewa Nyoman Sutanaya untuk bersalaman dengan pasien Corona. Dewa melakukan itu karena sempat murka ke Jerinx karena mempelesetkan organisasi pekerjaannya. Memang Jerinx sebelumnya mempelesetkan WHO yang seharusnya World Health Organization diganti dengan World Halu Organizatan dalam postingannya.
Jerinx menunggu kabar dokter yang menantangnya. Ia belum bisa melakukan hal itu lantaran terkendala hukum yang berlaku.
“Intinya, saya siap bertemu pasien CV19 tanpa APD dgn cara yg tidak melanggar hukum. Saya bisa saja mencoba diam-diam menerobos masuk RS, tapi ujung-ujungnya pasti akan dikriminalisasi. Kalau sudah dibui saya gak bisa berjuang lagi,” tulisnya di Instagram.
Suami Nora Alexandra itu berharap para dokter bisa mewujudkan keinginannya. Ia menjelaskan tujuan menerima tantangan salah satu dokter.
Kini, Jerinx kembali bikin heboh lewat narasinya dalam unggahan yang memperlihatkan sosok dr Indra Yovi bicara ‘Kalau tidak percaya COVID-19, boleh coba masuk ruang isolasi tanpa APD’. Dokter Yovi pun buka suara dengan narasi tak mau jadi bodoh dengan menanggapi tantangan Jerinx tersebut.
Kehebohan berawal saat Jerinx mengunggah foto dr Yovi yang memakai masker dan jaket BPBD sekitar pukul 09.00 WIB di akun Instagram-nya, @jrxid. Posting-an musisi tersebut kemudian mendapat ribuan komentar dari warganet lainnya.
Dalam caption-nya, Jerinx mengaku mencari Yovi. Dia juga menanyakan ke dr Tirta apakah memiliki kontak Yovi atau tidak.
“ADA YANG BISA KONEKSIKAN SAYA DENGAN SI YOVI-19 INI,” tulis Jerinx.
“Saya sudah coba sejak berbulan-bulan lalu dan TIDAK ADA RS yg ijinkan saya ketemu pasien tanpa APD. Cek IG saya. Ada buktinya. Saya sudah siap mati demi ini. Apa MEREKA siap RAHASIA DAPURNYA kebongkar. Mas dr Tirta ada kontaknya Yovi? Tolong balas DM ya. Suwun,” sambungnya.
dr Yovi hanya menanggapinya santai saja. “Hanya akan menghabiskan energi saja menanggapinya. Nanti saya malah jadi bodoh,” kata Yovi yang merupakan Jubir Gugus Tugas COVID-19 Riau.
Meski demikian, Yovi membenarkan kata-kata yang ada dalam foto unggahan Jerinx itu merupakan ucapannya. Dia mengatakan ucapan tersebut terlontar karena dirinya menilai banyak masyarakat yang tak percaya dengan bahaya COVID-19.
“Betul saya berbicara yang tidak percaya dengan COVID-19 silakan masuk ruang isolasi tanpa APD. Ini saya sampaikan karena masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan COVID-19, padahal angka kematian terus bertambah mencapai 50 orang mati setiap hari (secara nasional),” kata Yovi.
Dia menilai masyarakat sering mengabaikan protokol pencegahan COVID-19 yang telah dianjurkan pemerintah. Yovi pun mengaku ogah menanggapi lebih jauh posting-an Jerinx. Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Riau ini mendoakan Jerinx dan keluarga selalu diberi kesehatan.
“Kalau soal IG itu saya malas menanggapinya. Saya doakan semoga dia dan keluarganya diberikan kesehatan,” tutup Yovi.
Terlepas dari kehebohan posting-an Jerinx, Kepala Laboratorium Departemen Ilmu Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU), Muba Simanihuruk, punya analisis sendiri soal fenomena masyarakat yang tak percaya bahaya Corona. Muba memulai penjelasan soal budaya masyarakat yang percaya dengan hoax serta konspirasi di balik COVID-19.
“Hoax dan konspirasi terjadinya Corona merasuki dan dianggap kebenaran. Refleksi budaya dan perilaku fatalistik dan escapisme sebagian masyarakat,” kata Muba.
Selanjutnya, Muba mengambil contoh tokoh-tokoh yang dinilai seakan anggap remeh terhadap bahaya COVID-19. Antara lain, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden AS Donald Trump, termasuk musisi Jerinx.
Dia menilai orang-orang menganggap remeh COVID-19 ini muncul karena merasa kecil kemungkinan dirinya terpapar virus. Padahal, di Indonesia sudah ada 83.130 orang yang dinyatakan positif Corona dan 3.957 orang di antaranya meninggal dunia.
[Admin]