Beritainternusa.com,Jakarta – Ratusan massa dari Gerakan Masyarakat Sumsel Bersatu menggelar aksi unjuk rasa menolak Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Jika disahkan UU ini berpotensi menjadi pintung gerbang bangkitnya komunisme di Indonesia.
Aksi dilakukan di halaman DPRD Sumsel, Jumat (26/6). Massa berasal dari perwakilan sejumlah ormas Islam dan dihadiri para ulama seperti Solihin Hasibuan, Umar Said, Burlian Abdullah dan tokoh besar Sumsel lain. Ratusan personil kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sekjen Front Pembela Islam (FPI) Sumsel Habib Mahdi Muhammad Syahab menilai RUU HIP disinyalir sengaja dimasukkan dalam proglegnas oleh orang-orang atau partai yang ingin merusak NKRI, UUD 1945 dan Pancasila. Terlebih dimasukkan istilah trisula dan ekasila yang bermaksud membuat bangsa Indonesia tanpa berketuhanan.
“Rancangan UU HIP itu membahayakan Pancasila. Ini jelas perselingkuhan busuk dari orang-orang yang berusaha menghancurkan bangsa dan negara,” tegasnya.
Menurut dia, RUU HIP tak lebih parahnya dari HIV Aids. Karena itu, pihaknya mendesak DPR RI menghentikan pembahasan RUU itu dan dihapus dari prolegnas yang kini ditunda karena sangat berbahaya.
“HIV merusak imun dan HIP merusak iman. Kami siap kawal MUI menolak RUU, jika DPR dan pemerintah tidak mengabulkan tuntutan kami maka akan dilakukan aksi berjilid-jilid,” ujarnya.
Koordinator aksi Umar Said mengatakan, Indonesia sejak lama sepakat menolak kehadiran komunisme, leninisme dan semua paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Termasuk juga perundangan-undangan yang menyimpang dari kehidupan bangsa Indonesia.
“Kami meminta partai pengusung RUU HIP dibubarkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku karena patut diduga partai tersebut telah ditunggangi oleh oknum tertentu yang ingin mengubah ideologi Pancasila secara halus dan sistematis. Presiden juga kami minta membubarkan BPIP karena terbukti tidak menjalankan fungsinya,” kata dia.
[Admin]