Beritainternusa.com, Jatim – Aksi unik dilakukan anggota DPRD Jember, David Handoko Seto saat membacakan tanggapan dalam Sidang Paripurna dengan agenda pembacaan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati. Dalam forum yang juga dihadiri oleh bupati Faida dan wakil bupati KH A Muqit Arief itu, David mengenakan pelampung, dan masker bergambar orang tersenyum. Selain itu, politikus Partai NasDem itu juga tampil dengan kepala gundul.
Tak pelak, aksi David itu mengundang perhatian ketika tiba giliran dia membacakan tanggapan fraksi atas LKPj dari bupati. David yang juga Wakil Ketua Panitia Angket DPRD Jember itu langsung menyoroti sejumlah program bantuan sosial bupati yang dianggapnya berbau politis, terkait pencalonan kembali bupati Faida dalam Pilkada Jember 2020.
“Mohon maaf, kalau saya harus pakai pelampung di forum seperti ini, karena saya khawatir, gedung DPRD Jember akan tenggelam. Ini juga sebagai bentuk keprihatinan saya dari kebijakan bupati yang ngawur dari bupati,” sindir David kepada Faida yang duduk tidak jauh darinya.
Pelampung oranye yang dikenakan David memang mirip dengan pelampung yang dibagikan oleh Pemkab Jember, tanpa melalui persetujuan atau pembahasan dengan dewan. Menurut David, program pengadaan pelampung ini patut dicurigai berbau politis sebab dari waktu pengadaannya yang janggal.
“Pengadaan tahun 2018, lalu baru dipasangi (foto Faida) pada tahun 2019, dan baru dibagikan tahun 2020 ini, menjelang Pilkada,” kritik David.
Selain politis, David juga mensinyalir pelampung bergambar foto bupati Faida itu juga tidak sesuai standar keamanan sesuai tujuan peruntukannya. “Silakan ditanyakan, apakah mereka yang menerima bantuan pelampung itu terjamin keamananya ketika dipakai banjir,” papar David.
Masker pelindung wajah bergambar orang tersenyum yang David kenakan, juga menjadi pelengkap aksi sindiran tersebut. “Ini masker lucu, sebagai simbol bahwa hubungan DPRD dan Bupati tidak sinkron. Kita ditertawakan di masyarakat, yang salah siapa,” papar politikus yang juga mantan wartawan ini.
David juga menjelaskan alasan dirinya hari ini menggunduli rambutnya. Tak seorang diri. Aksi cukur gundul itu juga dilakukan bersama dua anggota dewan lain. Yakni Agusta Jaka Purwana (Demokrat) dan Agus Sofyan (PDIP). Aksi gundul ini menurut David untuk menyindir seorang birokrat senior di Pemkab Jember yang selama ini tidak pernah mau hadir diundang untuk rapat bersama DPRD Jember.
“Kita hari ini gundul sebagai bentuk rasa sayang kepada Pemkab Jember. Karena ada intelektual birokrasi bernama Ahmad Imam Fauzi, sebagai kepala Bappeda yang tidak pernah mau hadir saat diundang oleh DPRD. Hari ini, dia juga diundang DPRD Jember, tapi tidak mau datang. Maka untuk mengobati kerinduan kita semua, tiga pimpinan juga gundul sebagai bentuk rindu kepada Pak Ahmad Imam Fauzi,” papar David dengan gaya menyindir.
Ahmad Imam Fauzi saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan dikenal dengan kepala plontosnya sejak lama. David menyayangkan sikap para pejabat pemkab yang menurutnya hanya berlindung kepada bupati saat ini.
“Saya tantang para pejabat itu untuk memberikan pernyataan resmi, jangan cuma di media sosial. Ingat, kekuasaan itu cuma lima tahun,” papar David.
Sidang paripurna DPRD Jember itu juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube. Tak pelak, aksi unik itu kemudian menjadi perbincangan warga Jember di media sosial sepanjang hari ini.
Bupati Faida bersama Wabup KH A Muqit Arief sebenarnya juga hadir dalam sidang paripurna tersebut hingga usai. Namun saat dimintai tanggapannya oleh awak media, keduanya menolak berkomentar. Faida saat ini tercatat akan maju kembali dalam Pilkada Jember 2020 yang diundur.
Semula Faida ingin menggandeng kembali Muqit Arief. Namun Muqit yang selama ini memang tidak banyak terlibat dalam pengambilan kebijakan di Jember, menolak tawaran Faida itu dengan alasan ingin kembali mengajar di pesantren milik keluarganya.
Karena itu, Faida saat ini berpasangan dengan pengusaha muda, Dwi Arya Nugraha Oktavianto alias Mas Vian. Perihal pemasangan foto Faida di sejumlah program bantuan sosial, sebenarnya sudah mendapat sorotan dari beberapa pihak
Terakhir, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jember telah melayangkan imbauan kepada bupati Faida agar tidak lagi memasang foto dirinya di beras bantuan korban terdampak Covid-19 dari Bulog. Himbauan Bawaslu ini dilakukan karena pengawas pemilu tidak bisa memproses laporan dugaan politisisasi bansos oleh bupati Faida. Sebab, Pilkada 2020 telah dimundurkan.
[Mario/Har]