Beritainternusa.com,Jakarta – KPK menanggapi penyataan mantan atlet bulutangkis,Taufik Hidayat yang menyebut bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga harus dirombak total karena banyak ‘tikus’. KPK mempersilakan Taufik melaporkan temuannya itu jika memang memiliki bukti yang cukup.
“KPK dalam menjalankan tugas pemberantasan korupsi tentu tidak lepas dari peran serta masyarakat. Oleh karena itu jika yang bersangkutan mengetahui ada dugaan tindak pidana korupsi silahkan laporkan kepada KPK dengan data yang dimiliki baik melalui Dumas maupun call center 198,” kata Plt Jubir KPK Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (13/5/2020).
“Selanjutnya KPK akan melakukan telaahan dan verifikasi lebih lanjut terhadap data tersebut,” lanjutnya.
Kemudian terkait keterangan Taufik saat menjadi saksi di sidang lanjutan eks Menpora Imam Nahrawi, Ali mengatakan KPK akan mendalami lebih lanjut keterangan itu. Menurut Ali, pengembangan suatu perkara tindak pidana korupsi harus didasari dengan bukti-bukti yang cukup.
“KPK tentu akan mengembangkan lebih lanjut terkait perkataan tersebut, sepanjang berdasarkan seluruh fakta-fakta hukum di persidangan setelah dilakukan analisa ditemukan bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan pihak lain sebagai tersangka,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Taufik mengungkapkan pengalamannya selama bekerja di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ketika diwawancara oleh Deddy Corbuzier. Ia menyebut di Kemenpora banyak ‘tikus’ dan harus dirombak total.
“Kalau dibilang kasarnya sih gue cuman berpikir siapa pun menterinya akan sama aja. Itu harus setengah gedung dibongkar. Tikusnya banyak, banyak banget,” kata Taufik Hidayat dalam akun YouTube Deddy Corbuzier seperti dilihat awak media, Selasa (12/5).
Taufik, yang juga Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017, mengaku kapok bekerja di Kemenpora. Ia mengaku awalnya bekerja di Kemenpora karena ingin belajar.
Tak hanya itu, Taufik juga bicara mengenai perilaku dan modus koruptif di lingkungan Kemenpora. Menurut Taufik, hal itu dilakukan mulai dari pejabat di level bawah.
Taufik pun mengungkapkan salah satu modus korupsi yang sering dirinya ketahui di lingkungan Kemenpora. Salah satu modusnya, menurut Taufik terkait uang pembayaran hotel para atlet.
“Sekarang gini deh ada atlet 500, kita di Pelatnasin di hotel harga per atlet Rp 500 ribu sudah masuk hotel. Kalau kita masukin banyak ke hotel itu kan suka dapat diskon kan. Seratus ribu kali seribu, berapa duit? per hari kalau 500 ribu jatahnya per orang per hari di hotel,” ungkap Taufik.
Sementara itu, Kemenpora melalui Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto menolak menanggapi lebih lanjut pernyataan Taufik Hidayat tersebut. Gatot mengaku tak ingin berpolemik.
“Ya ini di bulan puasa saya tidak ingin menanggapi itu kita nggak ingin berpolemik,” ujar Gatot saat dihubungi terpisah.
[Har]