Beritainternusa.com,Jakarta – Ahli Kesehatan Masyarakat, Hasbullah Thabrany, meminta masyarakat tetap tenang dalam menghadapi penyebaran Covid-19. Imbauan itu bukan tanpa sebab. Dia mencontohkan kasus wabah flu Spanyol yang terjadi pada Januari 1918 hingga Desember 1920 silam.
“Kita beruntung banget lah dibandingkan 100 tahun yang lalu nenek moyang kita. Udah transportasi susah, makanan susah, nggak ada hiburan masih di rumah. Lihat bagaimana penderitaan masyarakat di masa lalu dan kita sesungguhnya jauh lebih beruntung dengan begitu kita akan mengurangi tingkat stres mengalahkan orang protes,” kata dia dalam diskusi SmartFM, Sabtu (18/4).
Dia mengakui, memang tidak mudah menghadapi penyebaran Covid-19. Apalagi harus tetap berada di rumah dan menjalankan anjuran jaga jarak seperti imbauan pemerintah.
“Saya juga merasakan tinggal di tempat sekarang ini tidak mudah ya, tapi Anda bisa bayangkan 100 tahun yang lalu pada waktu Spanyol flu. Yang membunuh lebih dari 50 juta penduduk dunia. Belum ada WA belum ada televisi belum ada tontonan. Itu lebih susah lagi,” ungkapnya.
Saat ini, tegas dia, yang harus didorong yakni kesadaran masyarakat untuk bersama-sama terlibat dalam upaya menangani Covid-19. Menurut dia, ada sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan dari rumah. Selain untuk mengatasi rasa bosan juga dapat memberikan manfaat kepada orang lain.
“Nah, bagaimana kita Civil Society masyarakat yang lebih aware bisa berperan. Paling tidak kita bisa ikut berperan mengurangi penularan misalnya kita kalau bosen di rumah kalau yang bisa menjahit ya. Bikinlah masker bagi-bagi ke tetangga ya menggerakkan masyarakat di sekitarnya, saya tahu memang tidak mudah,” urai dia.
Menurut dia, patut diakui upaya penanganan Covid-19 kadang perlu dilakukan dengan tindakan tegas dan terukur dari aparat yang berwenang. Terutama jika masyarakat tidak memiliki kesadaran untuk turut membantu penanganan Covid-19.
“Nah masyarakat yang model ini tidak bisa diajak omong saja, mereka harus dengan tindakan tegas mereka harus dipaksa. Kalau enggak ada paksaan, enggak bisa. Nah pemaksaan itu hanya bisa dilakukan oleh Pemda, aparat-aparat pemerintah daerah yang memang diberi otorisasi untuk menyelenggarakan PSBB,” tandasnya.
[Admin]