Beritainternusa.com,Jabar – Hendri, hampir sebulan ini tak lagi bekerja karena wabah virus corona. Sehari-hari, ia berada di rumah kontrakannya di Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Pria berusia 40 tahun ini adalah sales kartu kredit di sebuah bank di Jakarta.
“Saya mau pulang ke Padang, tapi oleh pemerintah diimbau tidak boleh (mudik),” kata Hendri ketika berbincang dengan wartawan pada Selasa (14/4).
Nyaris selama di rumah, Hendri mengaku tidak mendapatkan penghasilan. Sebab, dia merupakan sales yang tidak mendapatkan gaji pokok. Jualannya mengandalkan pameran. Tapi, begitu virus corona menjadi wabah di Indonesia, kegiatan pameran disetop.
“Saya mendapatkan penghasilan jika nasabah disetujui, selama wabah corona, semua pameran disetop,” ucapnya.
Di Bekasi Utara, dia mengontrak bersama kawannya. Ia beruntung, biaya kontrakan sudah dibayarkan oleh temannya itu. Tapi, dia mengaku sekarang mengalami kesulitan untuk makan sehari-hari.
“Selama corona, saya ikutin pemerintah tidak kemana-mana, dan tidak pulang kampung,” ujarnya.
Rupanya wabah tak kunjung reda. Kebijakan PSBB malah diterapkan baik di Jakarta maupun di kota penyangga. Sekarang, ia mengaku hanya ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Saya tulang punggung keluarga, tapi selama corona enggak pernah kirim uang lagi buat keluarga,” katanya.
Sebelumnya Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, penerima bantuan dari Kementerian Sosoal adalah masyarakat yang sudah masuk di dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), jumlahnya mencapai 106 ribu keluarga. Pihaknya juga mendata ada sebanyak 130 ribu keluarga non-DTKS.
“Pada prinsipnya adalah kita tepat sasaran, terus tidak membengkak, bagi yang belum dapat, kita berikan kesempatan mendaftar (penerima bantuan),” ujarnya.
[Jemi/Har]