angkutan umum di terminal blok m

Beritainternusa.com,Jakarta – Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono meminta agar pemerintah membatasi pergerakan angkutan umum karena disinyalir menjadi aktor utama meluasnya wabah virus corona. Sebab, interaksi yang dilakukan antar penumpang merupakan media cepat bagi penularan virus covid-19.

Terutama di musim mudik lebaran 2020 diprediksi terdapat lonjakan mobilisasi atau pergerakan transportasi umum dari sejumlah kota besar di Indonesia.

“Karena dalam transportasi umum, orang akan bersalaman, ngobrol, dan melakukan kontak fisik lainnya,” kata Agus melalui video conference pada, Selasa (14/4).

Agus juga meminta calon pemudik untuk rela menunda perjalanan mudik di tengah pandemi covid-19. Dalam rangka memutus mata rantai penularan virus corona yang semakin meluas di wilayah Indonesia.

Menurutnya, hal ini membuat daerah tujuan pengguna transportasi umum menjadi daerah baru penyebaran wabah virus corona. Karena tanpa disadari virus covid-19 yang terbawa penumpang akan cepat menyebar dan menginfeksi penduduk di wilayah baru.

Agus menyampaikan, saat ini sudah ada sekitar 900.000 orang yang telah bergerak mudik dari Jabodetabek ke daerah selama masa pandemi virus corona (Covid-19). Sementara masih ada 1,3 juta orang lainnya yang diperkirakan akan segera menyusul.

“Saya kemarin rapat dengan Kemenhub, tercatat saat ini sudah ada 900 ribu orang yang mudik. Sisanya tinggal 2,6 juta yang belum pulang. Separuh dari 2,6 juta itu, ada 1,3 juta orang dianggap ada potensi mudik,” jelas Agus dalam siaran pers online via aplikasi Zoom, Selasa (14/4).

Menurut perhitungannya, secara angka persebaran sebanyak 13 persen pemudik akan menyebar ke wilayah Jawa Barat. Jawa Tengah menjadi tujuan mudik paling banyak yakni 33 persen, Yogyakarta 7,8 persen, Jawa Timur 20 persen, dan wilayah Sumatera 7 persen.

“Ini lah yang perlu dilihat dampak mudik Jateng, Jatim dan Jabar. Jateng, Yogyakarta jadi derah ODP atau penularan baru atau daerah wabah baru kalau misalkan mudik ini tidak ditangani pemerintah. Ini gambaran ya setelah ikuti beberapa diskusi,” ujar Agus.

Dia menyatakan, banyak masyarakat yang nekat mudik di tengah wabah virus corona lantaran hal tersebut merupakan budaya tahunan. “Kemudian ada yang nekat mudik gara-gara tidak ada masukan biaya hidup, ini pasti nekat mudik. Lalu bersikeras mudik karena permintaan orang tua dan keluarga. Orang-orang ini yang ada di dalam 1,3 juta itu,” ungkap Agus.

[Har]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here