Beritainternusa.com,Jabar – Dudi (48) cekatan melipat pakaian bekas jualannya. Saban hari ia membuka lapak di Pasar Lettu Bakri, Kota Sukabumi.
Dudi memilih tetap berjualan meski teman-temannya sesama penjual pakaian bekas memilih untuk menutup sementara lapak dagangannya. “Biasanya omzet bisa sampai Rp 1 juta sehari kalau ramai, sekarang dapat Rp 100 ribu saja sudah bagus,” tutur Dudi, Rabu (8/4/2020).
Warga Kecamatan Cibereum, Kota Sukabumi itu menuturkan terpaksa berjualan di tengah wabah Corona karena tidak ada pilihan lain. Ketika roda usaha terhenti, dapur rumahnya tak mengepul.
“Yang lain sejak beberapa hari ini berhenti jualan, karena mau dipaksakan juga sepi. Tidak seperti hari-hari biasanya,” lirihnya.
Pakaian yang dijual Dudi adalah stok lama, barang impor dari Korea dan Jepang. Seretnya penjualan akibat sedikitnya pembeli tidak jadi persoalan, menurutnya yang penting setiap hari ia berikhtiar untuk rejeki keluarganya.
“Taruh saya dapat Rp 100 ribu, jatah rokok saya kurangin paling buat kopi. Sisanya bisa saya bawa pulang ini belum buat barang yang ikut terpakai, stok baru belum ada karena memang sementara sejak wabah Corona dihentikan,” ujar pria yang sudah 20 tahun berjualan pakaian bekas tersebut.
Ada rasa khawatir terselip di benak Dudi, namun perasaan itu ia tepis jauh-jauh. “Saya sudah berjualan pakaian begini selama 20 tahun. Insyaallah tidak berpengaruh ke baju, kalaupun ada virusnya pasti yang terkena pedagang dulu,” ucap Dudi.
Situasi pasar Lettu Bakri memang sepi, beberapa pedagang terlihat asyik berkumpul di salah satu lapak bermain kartu mengisi kekosongan. Sesekali gelak tawa mereka meramaikan suasana pasar yang memang sepi. [Jemi/Har]