Beritainternusa.com,Jatim – Para pedagang kecil di Pasuruan menjerit. Pembeli sepi imbas kebijakan pembatasan sosial guna pencegahan penyebaran virus corona.
Sejumlah kebijakan diambil Pemerintah Kota Pasuruan untuk pencegahan penyebaran virus corona. Diantaranya meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah, memangkas jam kerja ASN, menutup semua taman bermain dan ruang terbuka hijau serta melarang warga berkerumun. Pedagang kecil merasakan dampak langsung dari situasi ini.
“Semakin hari semakin sepi. Libur (akhir pekan) gini biasanya bisa dapat Rp 750.000, tapi cuman dapat Rp 250.000,” kata penjual bakso di kawanan Alun-alun Pasuruan, Tekad, saat berbincang dengan wartawan, Senin (6/4/2020).
Pada hari-hari biasa, kata Tekad, pendapatannya kian berkurang. “Tambah sepi. Nunggu satu dua pembeli,” ungkap pria yang merupakan warga asli Solo yang sudah belasan tahun berjualan bakso ini.
Hal senada diungkapkan pedagang kopi dan aneka makanan, Mak La. Perempuan paruh baya ini mengaku pendapatannya anjlok.
“Sampai siang ini baru tiga pembeli,” ungkapnya. Mak La, mengaku tetap berjualan karena tidak punya sumber penghasilan lain.
Riris, pedagang makanan, mengaku pasrah dengan sepinya pembeli. Ia mengurangi porsi masakan agar tidak terbuang percuma.
“Kalau nggak habis ya dimakan sandiri,” ujar perempuan tiga anak ini.
Para pedagang ini mengaku tidak tahu sampai kapan bisa bertahan berjualan. Mereka berharap situasi ini segera terakhir.
“Kalau disuruh di rumah, mau makan apa,” timpal pedagang es degan yang biasa disapa Pak Man.
Pak Man mengatakan, penghasilan yang ia dapatkan terjun bebas. Ia berharap situasi sulit ini segera berakhir menjelang Ramadan.
“Nyambut gawe ketemu beras nggak ketemu iwak (kerja sepi, dapat untuk beli beras tapi tak bisa beli lauk),” ungkap Pak Man. [Mario/Har]