pusat grosir surabaya yang ditutup

Beritainternusa.com,Jatim – Imbas penutupan dua pasar di Surabaya, Pasar Kapasan dan PGS membuat omzet miliaran rupiah menguap. Berapa kerugian yang diderita pedagang akibat penutupan tokonya?

Manager Operasional PGS Agung Santoso mengatakan di PGS terdapat sekitar 1.500 pedagang dengan jumlah toko atau kios yang lebih banyak dari jumlah pedagang. Karena satu pedagang bisa memiliki lebih dari satu toko.

“1.500 pemilik toko, jumlah kiosnya 2.700,” ujar Agung kepada wartawan , Minggu (5/4/2020).

Agung menjelaskan di PGS pedagang terbagi dalam sejumlah klaster. Pedagang kecil dengan omzet per hari di bawah Rp 2 juta ke bawah ada 20 persen. Selanjutnya pedagang dengan omzet Rp 2-5 juta ada 20 persen.

Lalu pedagang middle dengan omzet di bawah Rp 10 juta ada 50 persen. Sedangkan sisanya adalah pedagang menengah ke atas dengan omzet Rp 10 juta ke atas perhari.

“Di tempat kami grosir, bukan retail ya. Misalkan ambil rata-rata Rp 3 juta per hari dikalikan 1.500 sudah Rp 4,5 miliar lho,” ujar Agung.

“Jadi para pedagang sangat terkejut dengan penutupan ini, ya tidak ada persiapan. Jadi keputusan itu diambil harus dilaksanakan tidak ada tawaran yang lain. Karena untuk menghindari peyebaran yang masif harus tutup. Karena ini sudah ketentuan pemerintah,” ungkap Agung.

Sementara itu, Humas PD Pasar Surya Zaini mengatakan pasar kapasan memiliki jumlah pedagang sekitar 1.600.

“Jumlah pedagangnya 1.600an, dengan jumlah stan 2.200,” kata Zaini.

Namun Zaini mengaku masih belum tahu secara detail nilai transaksi di Pasar Kapasan per harinya.

“Kami konfirmasi dulu ke pimpinan, nanti kalau ada hasilnya kami sampaikan,” tandas Zaini.

Pasar Kapasan dan PGS ditutup karena ada yang positif corona. Di Kapasan ada satu orang, sementara di PGS ada 4 orang yang positif corona.  [Mario/Har]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here