Beritainternusa.com,Aceh – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyatakan ada 31 orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 di Aceh. Kini, mereka semua menyebar di kecamatan kota Serambi Mekkah tersebut.
“Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Banda Aceh ada 31 ODP. Mereka baru pulang dari luar daerah dan luar negeri. Mereka juga sempat berinteraksi dengan PDP (pasien dalam pengawasan),” ujar Aminullah di Banda Aceh, seperti diberitakan Antara, Sabtu (28/3).
Ia menerangkan, ke-31 ODP yang tersebar di seluruh kecamatan tersebut, di antaranya Syiah Kuala 8 orang, Kuta Alam 3 orang, Baiturrahman 4 orang, Meuraxa 2 orang, Banda Raya 4 orang, Ule Kareeng 2 orang, Lueng Bata 3 orang, Jaya Baru 2 orang, dan Kuta Raja 3 orang.
Sedangkan pasien dalam pengawasan di ‘Kota Serambi Mekkah’, yang terletak pada bagian ujung utara Pulau Sumatera itu hingga kini berjumlah 4 orang.
Dengan hal itu, Aminullah meminta masyarakat setempat untuk terus menahan diri agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah.
“Mohon untuk mematuhi imbauan. Kami minta warga juga terus menerapkan physical distancing. Jika berkomunikasi dengan yang lainnya, jangan ada yang ambil risiko, hindari kontak langsung dengan ODP,” tuturnya.
Pemerintah Aceh pun meminta masyarakat tidak panik, namun meningkatkan kewaspadaan seiring dengan bertambahnya kasus positif Covid-19 di provinsi itu menjadi empat orang berstatus PDP yang dirawat di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
“Kami tentu saja sangat berharap kepada masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada,” kata Juru Bicara Covid-19 Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani.
Ia menyebut data orang dalam pemantauan di Aceh bertambah menjadi 329 orang dari sebelumnya 266 orang dan tersebar di sejumlah kabupaten/kota di provinsi Aceh.
Ia meminta warga yang baru kembali dari daerah terjangkit, untuk disiplin melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Jika selama isolasi mengalami gejala demam, batuk, flu, bahkan sesak napas, katanya, diminta segera memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Jangan sembunyikan saudara kita yang baru pulang dari daerah penularan, karena bukan hanya berisiko bagi lingkungan sekitar, tapi juga berisiko bagi orang yang kita sayangi di rumah kita sendiri,” katanya.