Guru besar Unair Chaerul Anwar Nidom

Beritainternusa.com,Jakarta – Sejumlah negara melakukan lockdown menyikapi wabah virus Corona atau Covid-19. Negara yang terakhir mengumumkan adalah Malaysia sebagai respons terus meningkatkan kasus pasien positif Corona di Negeri Jiran tersebut.

Pemerintah Indonesia memutuskan belum ingin memberlakukan lockdown. Meskipun sampai Senin (16/3) kemarin, pasien positif Corona terdeteksi mencapai 134 kasus.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom, memberikan pandangannya. Dia memang melihat tindakan lockdown nasional akan memberikan dampak cukup besar bukan hanya bagi negara tapi masyarakat.

Dia menyarankan langkah lain yang bisa ditempuh pemerintah untuk mengurangi sebaran Corona. Yakni lockdown bersifat kepulauan.

“Lockdown bisa dilakukan, tetapi tidak berdasar pada wilayah administrasi karena dimungkinkan timbul dampak-dampak yang tidak kecil. Sebaiknya dilakukan lockdown kepulauan mengingat Indonesia negara kepulauan, maka air laut sebagai isolator terbaik,” katanya dalam rilis diterima merdeka.com, Selasa (17/3).

Nidom menyadari proses ini bukan pekerjaan mudah. Tetapi bisa tuntas.

“Misal di Pulau Jawa, dengan asumsi 1% penduduk yang terisiko infeksi, maka dibutuhkan fasilitas untuk 1 juta pasien. Untuk itu bisa dilakukan hal-hal ini,” katanya.

Pertama Pulau Jawa menjadi satu kesatuan penanganan. “Semua gubernur dan bupati/wali kota menjadi satu kesatuan dan tidak mengambil kebijakan sendiri-sendiri,” katanya.

Kemudian, menghitung kapasitas rumah sakit di seluruh Pulau Jawa. Bila dirasa jumlahnya kurang, bisa menggunakan tenda-tenda milik militer dan Polri.

“Jika masih belum terpenuhi, bisa gunakan masjid-masjid dan rumah ibadah sebagai RS darurat,” katanya.

Hal lainnya yang bisa dilakukan:
-. Sekolah dan kantor-kantor tidak diliburkan.
-. Kerahkan semua mahasiswa bidang kesehatan (kedokteran, perawat, dll) dengan bimbingan dosen masing-masing untuk bantu perawatan.
-. Kerahkan semua lab (pemerintah dan swasta) dan mahasiswa bidang biologi dan kimia untuk ikut uji diagnostik.
-. Siswa-siswa SMA bisa dikerahkan untuk buat disinfektan di sekolah masing-masing dengan disupervisi oleh mahasiswa Teknik Kimia dan Mipa
-. Siswa SMP dikerahkan untuk bantu kebersihan dan penyemprotan lingkungan. Jadi yang diliburkan hanya siswa SD/PAUD saja.
-. Ibu-ibu RT menyiapkan konsumsi dan empon-empon
-. Para pemuka agama menggaungkan/memimpin munajat untuk keselamatan.

“Semoga wabah Corona menjadi gerakan Solidaritas Nasional melawan Corona dengan semangat Bhineka Tunggal Ika & Pancasila.” [Har]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here