Beritainternusa.com,Jakarta – Sucipto, seorang Polisi berpangkat Aiptu ini telah menjadi pahlawan bagi warga yang tinggal di Gang Karang Anyar I, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Polisi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas ini telah menolong ibu berusia 35 tahun dalam proses persalinan.
Anggota Polsek Sawah Besar ini menjadi penolong bagi Ibu Anna Mauliana saat dirinya hendak pergi ke Pos Polisi Karang Anyar untuk melakukan kegiatan apel wajib bagi anggota Bhabinkamtibmas setiap Selasa pagi di Polres Metro Jakarta Pusat.
“Sebelum apel, saya berpakaian preman dari rumah kan harus ganti baju ke Pos Polisi Karang Anyar tempat kami tugas. Sambil berjalan melintas di Jalan Karang Anyar Raya tiba-tiba di gang satu itu ada anak-anak lari minta tolong, kebetulan saya ada lagi tengak-tengok, ya sudah turun dari motor,” kata Sucipto kepada wartawan , Jakarta, Rabu (11/3).
Penasaran akan hal tersebut, ia pun lantas memeriksa kondisi sekitar lokasi tempat anak-anak tersebut meminta tolong. Ternyata setelah dicek, terlihat ada seorang ibu ingin melahirkan dengan kondisi yang sudah tidak kuat lagi untuk memijakkan kakinya.
Melihat kondisi Anna yang tak kuat lagi untuk berdiri, ia pun langsung mengambil tindakan cepat untuk membantu menyelamatkan ibu serta bayi yang masih berada di dalam perut. Karena, tak mungkin jika ia membawa ibu tersebut ke rumah sakit dengan menggunakan kendaraan umum yang agak susah dan lama untuk didapatkan.
“Kemudian, ya sudah kasih instruksi sama ibu-ibu yang lain, dibantu ibu-ibu yang lain, sudah tidurkan di aspal itu, aspal gang kecil. Setelah ditidurkan, ya sudah kita bantu proses untuk melahirkannya. Kita harus cari kain , cari bantal untuk sementara kepalanya agak tinggian dari pada aspal, terus kakinya ditekuk untuk dibuka, sudah sambil pegangan tangan, ibu itu dengan kekuatan yang tersisa untuk fisiknya dia karena lemah fisiknya dia, sudah bisa lahir dibantu dengan kakaknya juga,” cerita Sucipto.
Setelah sukses akan proses persalinannya, ia langsung meminta kepada warga sekitar untuk memanggil seorang bidan terdekat. Sambil menunggu bidan tersebut datang, ia pun kembali diminta tolong untuk mengumandangkan adzan serta qomat di telinga bayi perempuan tersebut.
“Kita qomat selesai, sambil dibersih-bersihin. Datanglah bidan dari klinik untuk memotong ari-arinya, karena kan enggak mungkin harus diterlentangin di situ terus. Karena kan harus ari-arinya belum keluar juga, setelah dipotong. Karena masih berkaitan dengan ari-ari di dalam perutkan, setelah dipotong ari-arinya sudah. Bayinya langsung kita bawa ke klinik,” ujarnya.
Sebelum membawa bayi tersebut ke klinik, ia lebih dulu meminta tolong kepada warga untuk menggotong Ibu Anna ke salah satu rumah warga yang dekat dengan lokasi melahirkan. Karena, tak mungkin ia mampu untuk membopong ibu yang mempunyai berat sekitar 80 kilogram sendirian.
“Terus bayinya saya bawa sama bidan, untuk ke klinik, kita bawa langsung ke klinik dengan naik motor. Setelah naik motor ke klinik, kembali lagi saya ke ibu itu untuk, karena di klinik enggak ada bidan yang lain, salah satu untuk ke sana ke klinik, keluarganya lah,” ucapnya.
Usai mengantarkan Anna ke klinik untuk menjumpai buah hatinya, Sucipto pun langsung meneruskan perjalanannya yakni ke Pos Polisi Karang Anyar untuk memakai seragam dinasnya tersebut. Setelahnya, Sucipto tak langsung meneruskan perjalanannya ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk melakukan kegiatan apel wajib.
Sucipto lebih memilih untuk kembali menemui ibu serta bayi tersebut yang sudah berada di klinik. Merasa sangat tertolong atas kehadiran Sucipto saat proses persalinan, keluarga Anna pun langsung mengucap rasa terimakasih kepada dirinya.
Tak hanya rasa terimakasih saja, salah satu keluarga Anna yaitu kakaknya kembali meminta tolong kepadanya. Ia dimintai tolong untuk memberikan nama pada bayi mungil tersebut.
“Oh jangan, bapaknya saja, saya enggak mau kasih nama anaknya, karena ada bapaknya kan. Akhirnya dia tetap mohon, tetapi saya tetap enggak mau. Pokoknya saya bilang, yang penting ibu selamat, anak selamat, semoga menjadi anak yang sholehah saya bilang, berbakti sama orang tua, sama bangsa dan negara, jadi anak pintar, saya bilang begitu,” ungkapnya.
Untuk membantu Anna dalam proses persalinan itu tak memakan waktu cukup lama. Karena, ia yang dibantu dengan warga sekitar hanya membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 5 menit saja.
“Proses lahiran mah singkat, paling 3 menit enggak sampai 5 menit lah. Kan hanya ngeden gitu, yang lama kan proses tunggu bidan, proses bersihin begitu. Enggak sampai 5 menit, langsung anaknya setelah di-adzan-in langsung nangis,” tuturnya.
Ternyata, Anna yang baru saja dibantu proses persalinan oleh Sucipto ini belum waktunya untuk melahirkan buah hatinya tersebut. Semestinya, ia melahirkan anak tersebut seminggu kemudian.
“Untuk panjang (bayi) enggak monitor saya, setelah bersih udah tiduran di samping ibunya. Untuk anaknya kecil, kalau menurut ceritanya belum waktunya untuk melahirkan. Menurut perkiraan dia periksa itu tanggal 15 ke atas, sudah bulannya belum waktunya melahirkan, informasinya begitu,” jelasnya.
Meski sudah sukses membantu Anna dalam melahirkan anaknya, ternyata Sucipto tak mempunyai pengalaman dalam membantu proses persalinan. Kejadian tersebut menjadi awal Sucipto dalam menolong seorang ibu untuk melahirkan anak.
“Kalau pengalaman atau pendidikan enggak ada, cuma pengalaman dalam tugas, polisi itu kan kalau masyarakat menilai polisi itu super, harus bisa segalanya. Nanya alamat walaupun enggak tinggal di situ, orang nanyanya ke polisi seperti itu,” ujarnya.
“Jadi polisi harus bisa seperti itu fleksibel, bisa segala macam. Kalau hanya sekedar menolong orang melahirkan, kan harus kakinya ditekuk, harus ngeden, dia tangannya harus pegangan, biasanya perempuan itu pegangan laki,” sambungnya.
Kepada wartawan , Sucipto mengaku memang selalu melewati jalan tersebut untuk menuju Pos Polisi Karang Anyar atau tempat ia bertugas. Jadi, warga sekitar pun sudah mengenali sosok polisi penolong tersebut meskipun tidak memakai seragam dinas polisi.
“Nah itu kan wilayah kerja saya, jadi kalau saya mau kerja, istilahnya pagi itu selesai apel sama sebelum apel, biasanya selesai apel, itu saya puterin dulu dari gang-gang muter. Kadang kan kalau ada permasalahan kan manggil, kalau enggak ada masalahkan enggak ada kan gitu,” katanya.
“Warga mah sudah kenal semua. Ada yang namanya Pak Cipto di situ, Pak Dimas mah sudah kenal semua, kalau warga mah enggak kenal enggak mungkin manggil saya,” tambahnya.
Ketika tugas menolong warga selesai, ia pun kembali berdinas. Namun, ia terlebih dahulu melaporkan kebaikannya tersebut kepada pimpinan. Karena segala suatu kejadian, pimpinan mesti mengetahui hal apa yang sudah dilakukan anggotanya.
“Pimpinan juga monitorkan, setelah apel kan saya melaporkan. Istilahnya enggak ikut apel kenapa. Terus saya cerita seperti itu. Ya sudah terima kasih, ini istilahnya kinerjanya begitukan secara tidak langsung dari pimpinan saya,” tutup Sucipto. [Har]