Beritainternusa.com,Jakarta – Politikus Demokrat Herzaky Mahendra menegaskan, tak ada kubu Cikeas atau kubu Condet jelang Kongres 2020. Dia menyinggung, petualang politik yang ingin bermanuver jelang pergantian ketua umum.
Dia mengakui memang selalu ada dinamika dalam parpol apalagi hendak menggelar kongres. Dia juga mengakui, ada pihak luar yang berkepentingan mau ikut campur urusan internal partai.
“Menjelang kongres, Banyak petualang politik kemudian bermunculan.
Belum lagi jika pihak-pihak luar yang berkepentingan, mulai ikut bermain. Partai Demokrat sendiri tetap solid, Hanya ada satu kubu.
Kubu Proklamasi alias kubu kantor DPP Partai Demokrat yang dipimpin Presiden RI ke-6, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, selaku ketua umum. Tidak ada kubu Cikeas, apalagi kubu Condet,” tegas Herzaki Sabtu (28/2).
Kubu Cikeas dan kubu Condet diyakini hanya untuk mencari celah pihak luar untuk masuk dalam proses transisi Ketua umum Demokrat. Dia juga menyinggung ‘tragedi’ terpilihnya Anas Urbaningrum dalam Kongres Demokrat Tahun 2010 lalu yang syarat money politics.
“Ditengarai ada pihak luar yang mencoba untuk masuk. Hanya, kader-kader sudah jera dengan pengalaman tahun 2010,” tambah dia lagi.
Saat Kongres Demokrat di Bandung 2020, ada tiga calon ketum yang maju kala itu. Mereka adalah, Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng. Saat itu, Andi sebagai representatif SBY , diyakini bakal menang mudah. Tapi rupanya, Anas keluar sebagai pemenang.
Isu money politics sangat kencang kala itu. Kabar itu diperkuat dalam proses penyidikan Anas Urbaningrum dan Nazaruddin yang terjerat kasus suap di KPK beberapa tahun kemudian setelah kongres.
Herzaky pun menekankan, Demokrat solid. Akan menutup rapat ruang bagi penumpang gelap yang ingin masuk dan berkontestasi di kongres Demokrat 2020 nanti.
Dia juga menyatakan, kader Sudan sepakat untuk mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai salon tunggal Ketua umum. Dia juga menjamin tidak ada perpecahan, termasuk dengan E die Baskoro (Ibas) yang juga mendukung AHY sebagai ketum.
“Kita sepakat untuk menutup jalan bagi para tokoh luar yang mencoba bermain. Apalagi tokoh luar yang sekedar bermodalkan logistik dan popularitas masa lalu, nir elektabilitas,” tambah dia lagi.
Dia pun yakin, baik pemerintah maupun parpol lain sangat mendukung proses internal Demokrat. Dia juga meminta pihak luar tak ikut campur urusan internal Demokrat.
“Tolong jauhkan niat dan usaha untuk mengintervensi partai kami,” tutup dia.
Sebelumnya, sumber merdeka.com membocorkan, perebutan takhta kursi Ketum Demokrat bukan cuma soal AHY dan Ibas, anak Susilo bambang Yudhoyono (SBY). Keluarga almarhumah, Ani Yudhoyono, juga disebut berminat bertarung di kongres.
“Kubu Cikeas terbelah dua vs kubu Condet,” kata sumber merdeka.com.
Kubu Condet merupakan keluarga dari mantan Ketum Demokrat yakni Hadi Utomo. Hadi Utomo masih keluarga dengan bu Ani Yudhoyono. Namun sumber itu tak mau membeberkan siapa orang yang dimaksud.
“Bisa saja Pramono, Hartanto atau Mas Yoyok,” katanya lagi.
Pramono yang dimaksud adalah Pramono Edhie Wibowo, mantan Danjen Kopassus yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Selanjutnya, Hartanto Edhie Wibowo yakni Politikus Demokrat yang juga mantan anggota DPR.
merdeka.com mencoba mengkonfirmasi tentang kebenaran info dari sumber itu, tapi Pramono Edhie menolak menjawab. Stafnya yang dihubungi menyatakan, jadwal Pramono Edhie sedang padat kunjungan ke luar daerah.
Desas desus majunya kubu Condet ini sudah didengar sampai ke daerah. Hal itu dibenarkan oleh Plt Ketua DPD Demokrat Jawa Timur, Renville Antonio. Tapi dia menolak menjelaskan lebih detail.
“Cuma saya tidak bisa jelaskan begitu, karena masih belum,” jelas Renville Rabu (26/2).