Beritainternusa.com,Jakarta – Menko Polhukam, Mahfud MD menegaskan Presiden Joko Widodo tidak pernah menyinggung mengenai isu reshuffle kabinet. Isu itu pun tidak menjadi pembahasan di kalangan menteri-menteri.
“Saya enggak tahu kalau (soal isu reshuffle). Di kabinet ya enggak ada isu reshuffle,” kata dia usai mengisi seminar di Kota bandung, Minggu (23/2).
Ia menerangkan, kebijakan gonta-ganti menteri merupakan hak prerogatif presiden. Keputusan itu pun tidak bergantung pada hal apapun, seperti hasil survei yang dirilis oleh Indo Barometer.
Dalam survei tersebut, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dinilai publik sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju paling bagus kinerjanya dengan 26,8 persen. Di urutan berikutnya adalah Menkeu Sri Mulyani (13,9 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (12,6 persen), Menko Polhukam Mahfud Md (7,3 persen), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (5,2 persen), dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (1,8 persen).
Menyusul kemudian Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (1,4 persen), Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian (1,4 persen), Menko PMK Muhadjir Effendy (0,9 persen), Menko Kemaritiman (0,9 persen), lainnya (4,4 persen). Sementara yang tidak menjawab 23,3 persen.
“Biasanya kalau kayak begitu setelah ada hasil survei, masyarakat berspekulasi. Padahal di tingkat presiden sendiri enggak pernah nyinggung reshuffle,” tegas Mahfud.
“(Pergantian menteri itu) hak prerogatif presiden, enggak perlu menteri tahu. Tetapi tanda-tandanya juga enggak ada. Itu kan hanya dari hasil survei dan boleh saja orang berspekulasi kalau dari presiden sendiri isyarat itu enggak ada,” ia melanjutkan.
Hasil Survei Tak Ganggu Kinerja Menteri
Mahfud menegaskan, hasil survei yang dirilis Indo Barometer tidak mengganggu fokus menteri dalam bekerja. Semua masih fokus mengerjakan tanggung jawab yang dipercayakan Presiden Joko Widodo.
Mahfud MD sendiri tidak terlalu menanggapi hasil survei dengan berlebihan. Ia tidak mau menanggapi soal kepuasan publik kepada dirinya berada di urutan tiga teratas.
“Mau 10, 23, 30 enggak penting. Enggak apa-apa, (hasil survei) itu bagus juga biar masyarakat tahu,” tutupnya