Beritainternusa.com – Partai Demokrat segera menggelar kongres yang rencananya dilakukan pada Mei 2020. Diprediksi bakal terjadi suksesi kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada penerusnya.
Dua putra ‘mahkota’ SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas masuk bursa caketum. Keduanya dinilai kader-kader Demokrat punya peluang sama dan kualitas mumpuni untuk menggantikan SBY.
Berikut ini rekam jejak karier politik AHY dan Ibas. Siapa paling layak menggantikan SBY memimpin Demokrat?
Awal Karier Politik AHY
Sebelum terjun ke dunia politik, AHY adalah anggota TNI. Namun secara mengejutkan, AHY mundur dari dunia militer dan memilih menjadi politikus. Keputusannya AHY terjun ke politik sempat jadi perbincangan publik lantaran kariernya di TNI masih panjang.
Karier awal politik AHY dimulai saat dirinya memutuskan maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017. AHY maju bersama Sylviana Murni. Namun AHY harus mengakui kekalahannya dari lawan politik.
Meski gagal dalam Pilgub DKI, tidak membuat nama AHY meredup. Justru karier politik AHY semakin bersinar pasca Pilgub DKI. AHY kemudian menduduki posisi strategis di Partai Demokrat.
Menjadi Ketua Kogasma
Usai Pilkada DKI tahun 2017, AHY membuktikan bahwa dirinya pantas dan layak menduduki posisi penting di Partai Demokrat. Partai Demokrat mengukuhkan AHY sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 pada 17 Februari 2018.
“Ini adalah suatu tanggung jawab untuk saya pribadi. Saya menyatakan siap menjalankan ini. Insya Allah saya akan menjalankan ini dengan sepenuh hati,” ucap Agus kala itu.
Saat menjadi Ketua Kogasma yang bertanggung jawab pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, AHY menjalankan perannya dengan sangat baik. Contohnya dia turun langsung berkampanye dari satu wilayah ke wilayah saat Pemilu 2019. Usahanya tidak sia-sia, pada Pemilu 2019, KPU menyatakan Partai Demokrat meraih 10.876.507 suara atau 7,77 persen.
AHY Menjadi Waketum Demokrat
Posisi strategis di Partai Demokrat kembali diduduki AHY. AHY ditunjuk sebagai wakil ketua umum Partai Demokrat. Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menjelaskan secara singkat alasan AHY menjabat sebagai Waketum. Dia mengatakan, jabatan AHY sebelumnya yakni Komandan Kogasma Partai Demokrat tidak ada di struktur partai.
“(AHY jadi Waketum?) Betul,” kata Amir Kamis (10/10/2019) lalu.
Karier Politik Ibas
Kariernya di Partai Demokrat diawali sebagai Ketua Departemen Kaderisasi. Setelah Kongres II Partai Demokrat di bulan Mei 2010, Ibas dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal untuk mendampingi Ketua Umum Terpilih Partai Demokrat, Anas Urbaningrum saat itu.
Sedangkan dalam struktur Partai Demokrat periode 2015-2020, Ibas menjadi Ketua Pemenangan Pemilu Partai Demokrat.
Anggota DPR 3 Periode
Bicara soal pengalaman politik, Ibas juga lebih dulu terjun dibanding AHY. Ibas menjadi anggota DPR 3 periode sejak 2009 hingga 2024. Dia mewakili aspirasi warga Daerah Pemilihan VII Jawa Timur, meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi. Putra bungsu SBY ini menjadi ketua fraksi Partai Demokrat di DPR hingga sekarang.
AHY atau Ibas yang Layak?
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua ikut memberikan pandangan soal AHY dan Ibas. Max menilai Ibas cukup diunggulkan karena punya pengalaman politik, baik di partai atau DPR. Tanpa ragu, dia menganggap Ibas paket komplet pengganti SBY.
Secara orientasi politik, menurutnya, Ibas tidak menemukan kendala besar. Jabatan sebagai ketua fraksi Demokrat di DPR membuat Ibas piawai membangun komunikasi politik atau berkonsolidasi antarpartai. Modal ini dianggap penting sebagai pemimpin partai.
“Saya lihat Mas Ibas sudah masuk ke wilayah politik. Pernah sekjen, ketua fraksi kebetulan anggota DPR 3 kali. Dia di sana ketua fraksi. Etalase parpol ada di DPR. Saya 2 periode di sana, pernah wakil ketua fraksi. Terjadi komunikasi parpol walaupun tidak semua pimpinan tapi kolaborasi parpol terjadi di DPR. Mas Ibas melakukan itu, dia punya potensi besar mendapat dukungan partai lain di DPR. Punya potensi luar biasa,” ucap Max.
Meski demikian, Max juga menyebut AHY tidak bisa dipandang sebelah mata. AHY pernah didaulat menjadi Ketua Kogasma di Pemilu 2019. Posisinya sekarang di partai pun strategis yaitu Wakil Ketua Umum Demokrat.
“Mereka berdua berasal dari sumber sama dari hulu yang sama, Pak SBY. Pak SBY politikus besar menurun ke mereka. Yang terjadi sekarang, praktiknya di lapangan siapa yang in dan out. Dua-duanya tidak diragukan AHY pernah jadi Kogasma. Sekarang Waketum potensi dia besar. Dia berkeliling konsolidasi. Bukan untuk ketum saja tapi untuk Pilkada 2020,” kata dia.