Beritainternusa.com,Jakarta – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) mempertanyakan perhelatan formula E harus diselenggarakan di Monas,Jakarta Pusat. Mega tidak ingin cagar budaya dirusak. Namun, Partai Golkar justru menilai, ajang formula E harus dilihat sisi positifnya.
“Kalau Golkar sih melihatnya bahwa tidak dari sisi negatifnya, tetapi kita lihat dari sisi positif, lebih kepada itu, cagar budaya kan selama tidak kita rusak kan bagus juga,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta, Basri Baco, saat dihubungi, Kamis (20/2).
Menurut dia, Monas bisa disorot dunia jika formula E diselenggarakan di situ. Basri tidak ingin polemik formula E sekadar suka atau tidak suka terhadap Pemprov DKI.
“Monas ditonton seluruh dunia nanti dan potensi potensi akan tumbuh nanti berkembang ketika ada perhelatan itu, jadi tidak hanya lihat dari sisi lain, harusnya yang lebih fair begitu, coba pertimbangkan ke semua aspeklah, tidak hanya berpikir suka atau tidak suka, like or dislike,” tuturnya.
Dia menambahkan, salah satu simbol negara Indonesia adalah Monas. Perhelatan formula E pertama itu pun bisa menarik banyak wisatawan. Ditambah, kata dia, Jakarta dipersiapkan untuk kota bisnis dan pariwisata.
“Jadi janganlah, kalau mau nolak dari awal-awal kemarin, orang sudah di tengah jalan baru di ini, nanti negara rugi lagi sudah bangun ini begitu mau bangun apa. Lagi, berpikirnya harusnya begitu,” ujarnya.
Partai beringin mendukung formula E tetap dilaksanakan asal dipersiapkan sebaik mungkin.
“Kalau menurut Golkar maju terus tinggal diatur seprofesional mungkin penyelenggaraannya, jangan merusak cagar budayanya, selama tidak dirusak enggak ada masalah dong,” tandas Basri.
Megawati Tak Setuju
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) angkat bicara soal formula E yang bakal diselenggarakan di Monas, Jakarta Pusat. Mega kesal Monas dirombak. Sebab kawasan itu adalah cagar budaya.
“Monas itu di dalam keputusan peraturan itu adalah Cagar Budaya, tapi jangan pula saya dibentur benturkan sama Pak Anies (Baswedan), tetapi saya hanya ngomong Monas itu adalah sudah pasti peraturannya cagar budaya,” kata dia saat pidato di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (19/2).
Menurut Mega, kawasan cagar budaya tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga. Dia mencontohkan rumahnya di kawasan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
“Apa artinya, tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga, rumah saya TU (Teuku Umar) itu masuk dalan Cagar Budaya DKI, itu saya kalau betulin, mesti minta izin, karena ada hal-hal yang tidak ada di dalam arsitektur rumah yang lain. Ini kayaknya heran deh, kenapa ya, aneh buat saya,” tuturnya.
“Kalau mau kompetisi nanti, tapi kalau di dalam peraturan, yang memang ada aturannya jangan coba langgar,” tambah Mega.
Megawati kemudian teringat sang ayah, Presiden pertama RI Soekarno yang susah payah memperjuangkan Monas di DKI Jakarta. Dia heran mengapa gelaran formula E harus dilaksanakan di Monas.
“Nah Gubernur DKI ini tau apa tidak, kenapa sih bikin formula e itu harus di situ, kenapa sih enggak di tempat lain, kan peraturan itu ya peraturan, kalian juga mesti tahu jangan melanggar aturan,” ujar Megawati.