Beritainternusa.comPada awal persebarannya, masalah virus corona disebut berawal dari konsumsi kelelawar. Di Indonesia sendiri, terdapat sejumlah daerah yang mengonsumsi kelelawar sehingga menyebabkan ketakutan mengenai ini.

Ahli Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Prof Agus Setiyono, menyebut virus corona juga ditemukan di kelelawar yang hidup di Indonesia. Kelelawar yang terindikasi mengandung virus corona merupakan jenis pemakan buah.

Meski demikian, Agus belum dapat memastikan virus corona yang ada di kelelawar di Indonesia sama dengan yang di Wuhan atau tidak. Hal itu perlu ada penelitian lebih lanjut.

“Sekarang yang dikhawatirkan, dengan kelelawar itu karena memang kita dapatkan virus corona itu ada di kelelawar. Kita nggak tahu apakah corona yang ditemukan sama dengan yang di Wuhan mungkin beda, serinya lain,” ujar Agus.

Agar masyarakat tidak terjangkit virus, sebaiknya tidak melakukan kontak langsung dengan kelelawar atau hewan pengerat lainnya.

“Jadi, pertama hindari kontak langsung dan tidak langsung,” ucap dia.

Lebih Waspada

Agus juga meminta kepada masyarakat untuk tidak memakan buah bekas yang dimakan kelelawar. Sebab, hal itu dapat memungkinkan tertular virus corona.

“Buah yang manis itu biasanya kelelawar makan dan nggak habis. Biasanya di sebagian masyarakat atau anak-anak itu (dimakan). Jangan dimakan itu,” kata dia.

Lebih lanjut, Agus menyarankan masyarakat yang biasa mengonsumsi makanan ekstrem untuk lebih waspada.

“Bagi sebagian masyarakat budaya yang mengonsumsi kelelawar buah mungkin bisa pertimbangkan untuk tidak konsumsi, mengingat konsekuensi nya harus dibayar mahal kalau memang kejadian. Jadi masih banyak makanan alternatif dan fungsional dan menyehatkan,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here