Beritainternusa.com,Jakarta – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memilih untuk tidak mengikuti jalannya gelar rekonstruksi penyerangannya. Dia berkaca dengan pengalaman sebelumnya saat menjalani pemeriksaan.

“Jadi ketika saya tidak mengikuti ketentuan bahwa saya tidak boleh banyak aktivitas di mata kiri, dan akhirnya di proses-proses pemeriksaan sebelumnya oleh penyidik yang sampai malam waktu itu, akibatnya mata kiri saya sekarang permanen tidak bisa lihat lagi,” tutur Novel di depan kediamannya, Jalan Deposito, Kelapa Gading, Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Jumat (7/2).

Sebab itu, kini dia akan mengikuti penuh perawatan untuk mata kanannya yang turut terpengaruh saat mata kirinya mengalami kebutaan.

“Tentunya itu ketika rekonstruksi mau dilakukan, saya melihat tadi malam lokasi jalan di matikan lampu jalan, sehingga saya meyakini bahwa akan menggunakan lampu penerangan portable, padahal mata kanan saya sensitif sekali dengan cahaya,” jelas dia.

Novel tidak mau mengambil resiko kehilangan penglihatan sepenuhnya. Sebab itu, dia meminta agar tidak diikutsertakan dalam reka adegan yang berlangsung sejak pukul 03.00 WIB dini hari tadi.

“Anda tahu sekarang saya ini pakai topi ini karena menjaga daripada iritasi dari cahaya. Ketika mata kiri saya sudah permanen tidak bisa lihat lagi, tentu saya harus hati-hati sekali dengan mata kanan saya. Pilihannya itu, maka dilakukan dengan kegiatan rekonstruksi tadi saya sampaikan ke penyidik bahwa saya tidak bisa mengikuti. Saya pikir hanya alasan kesehatan saja,” ujarnya.

Novel Baswedan juga sempat mempertanyakan kenapa pelaksanaan rekonstruksi penyerangannya digelar pada dini hari. Sementara dirinya punya kondisi kesehatan yang serius.

“Iya saya sepakat (janggal), saya memang rekonstruksi kan mustinya dibikin lebih terang, tempatnya juga nggak harus di sini, waktunya juga nggak harus sama, dan lain-lain,” tutur Novel.

Novel mengaku tidak dapat menerima cahaya yang terlalu terang lantaran kondisi matanya. Sementara saat rekonstruksi, petugas menggunakan alat bantu penyinaran portabel yang terbilang sangat terang.

“Saya hanya melihat ketika menggunakan cahaya dan itu berbahaya bagi mata saya, makanya saya menyampaikan untuk tidak mengikuti (rekonstruksi),” jelas dia.

Meski begitu, Novel Baswedan menghormati keputusan penyidik. Dia hanya berharap petugas dapat objektif dalam menangani perkara tersebut.

“Tentunya penyidik punya pertimbangan sendiri dan saya tidak ingin mencampuri,” Novel menandaskan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here