Sebagai orang media, saya sangat apresiasi wartawan yang kerja 24 jam. Kan saya juga pemilik media sangat independen,” ujar Erick di kantor wakil presiden Jakarta.
Beritainternusa.com,Jakarta– Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN)Jokowi –Ma’ruf Amin , Erick Thohir memberi apresiasi pada wartawan yang bekerja 24 jam sehari. Sebagai pemilik media, Erick mengaku memahami bagaimana kerja wartawan selama ini.
“Sebagai orang media, saya sangat apresiasi wartawan yang kerja 24 jam. Kan saya juga pemilik media sangat independen,” ujar Erick di kantor wakil presiden Jakarta, Jumat (7/12).
Pernyataan ini sekaligus menanggapi calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang beberapa waktu lalu menyampaikan kekesalannya pada sejumlah media arus utama terkait Reuni Aksi 212 di Monumen Nasional (Monas), Minggu (2/12).
Prabowo bahkan sempat menolak memberi komentarnya atas pertanyaan awak media yang menurutnya sudah tak lagi objektif. Bahkan secara terang-terangan Prabowo mengomeli beberapa wartawan yang mengajukan pertanyaan padanya.
Sementara Erick mengklaim tak pernah memarahi wartawan. Menurutnya, wartawan justru harus dilayani dengan baik karena memberikan informasi pada masyarakat.
“Saya enggak marah-marah sama wartawan, kita mesti servis wartawan kan, servis tentu untuk menyampaikan informasi yang baik,” katanya.
Menurut Erick, sulit bagi suatu media jika dilarang memberitakan sesuatu. Apalagi jika sumber informasi hanya diterima dari media sosial.
Sebab berbeda dengan media sosial, media arus utama memiliki prinsip keberimbangan untuk memberikan suatu informasi.
“Saya khawatir kalau ada isu, terus media seperti TV, koran mati, karena ada internet, bahaya, karena penberitaan jadi individual. Nah kalau media kan ada check and balance,” tuturnya.
Prabowo sebelumnya menyebut media saat ini kerap berbohong dan banyak memanipulasi rakyat. Misalnya, Pabowo memberi contoh pemberitaan media terhadap Reuni Aksi 212 yang tak menyebut jumlah peserta nya sampai 11 juta orang.
Menurut Prabowo media saat ini sedang menelanjangi diri sendiri dengan tak ingin memberitakan sesuatu yang benar-benar terjadi.