Beritainternusa.com,Surabaya – Penanggung jawab sekaligus penyelenggara acara Drama Kolosal Surabaya Membara, Taufik Hidayat mengaku prihatin atas insiden yang mengakibatkan tiga orang tewas dan belasan lain terluka.
Sejumlah penonton yang berada di Viaduk, atau di atas jembatan perlintasan kereta api di sekitar lokasi acara bilangan Jalan Pahlawan Surabaya, itu luar kendalinya.
Taufik mengatakan insiden itu terjadi begitu cepat. Ia tak menduga jika viaduk pada Jumat (9/11) malam dilewati kereta api. Sebab, kata dia, di gelaran serupa pada tahun-tahun sebelumnya kereta tak pernah melintas saat drama berlangsung.
“Dua tiga tahun lalu tidak ada kereta yang lewat sampai acara selesai, tapi malam ini kereta lewat, saya tidak tahu jadwalnya,” kata Taufik yang juga Ketua Komunitas Surabaya Membara ini.
Menurutnya, masyarakat begitu antusias menonton drama ini, jumlahnya bahkan hingga membludak melebar ke sekitar lokasi. Padahal, area yang disiapkan itu hanya di Jalan Pahlawan.
“Penonton sampai naik ke atas pagar Tugu Pahlawan, termasuk yang ada di bangunan-bangunan, di atas rel, jadi ini antusias mereka, sampai naik-naik itu di luar kontrol kami,” katanya.
Kendati demikian, Taufik mengaku telah berkali-kali mengingatkan penonton yang berada di atas Viaduk melalui pengeras suara. Ia meminta penonton untuk turun dan mencari tempat lain untuk menonton.
“Sudah berkali kali diimbau melalui pengeras suara, saat sebelum acara kita mulai, sekaligus sebelum kereta lewat, kami berkali-kali bilang, kawan-kawan tolong turun,” kata dia.
Ia juga mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengamankan lokasi saat gelaran drama berlangsung.
“Kami ini sudah koordinasi pada PMK, dan ada ambulance, ada kepolisian, acara ini aman-aman saja, kami berusaha tertib tapi problemnya adalah kalau di luar sistem itu, kami tidak bisa menjangkau apalagi lokasi sangat jauh dari titik,” kata dia.
Namun sesaat usai kejadian, pihak penyelenggara ternyata tetap melanjutkan jalannya drama, tanpa ada jeda, para aktor tetap berakting seperti biasa. Taufik punya alasan, ia menyebut kejadian akan makin keruh bila drama batal digelar.
“Menurut saya, teman-teman (aktor) ini sudah bekerja, mungkin banyak yang shock, tapi akan lebih shock ketika teman-teman dari daerah tidak melakukan aksi pentasnya, padahal mereka latihan sudah hampir satu bulan,” kata dia.
Drama itu lalu, oleh Taufik menjadi dipercepat durasinya, dari yang seharusnya berlangsung selama 60 menit, menjadi tinggal 40 menit saja.
“Tapi bagaimanapun, saya mewakili Komunitas Surabaya Membara menyatakan duka sedalam-dalamnya, dan seluruh kawan yang terlibat dalam drama merasa turut ikut prihatin,” kata dia.
Drama Kolosal Surabaya Membara sendiri sudah rutin digelar di Surabaya sejak 2011 lalu. Drama ini menjadi momen peringatan di tiap malam Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.