Beritainternusa.com, Surabaya – Tak ada niat AKBP Roni Faisal Saiful Faton untuk menjadi pahlawan. Roni menyelamatkan seorang anak perempuan usai bom di Polrestabes Surabaya meledak karena khawatir mobil yang di dekatnya akan meledak.
“Di sampingnya ada mobil terbakar, saya takut mobil itu meledak,” kata Roni kepada wartawan, Selasa (15/5/2018).
Roni mengatakan bahwa dia tidak persis berada di lokasi saat bom itu meledak. Dia datang setelah mobil meledak dengan situasi mencekam. Roni memang mengamati lokasi bom meledak. Saat itu seorang anak perempuan terlihat bergerak-gerak di dekat motor depan. Dia dalam keadaan antara tertindih dan tersangkut di salah satu bagian motor.
Ada tangisan dan teriakan minta tolong dari anak perempuan itu. Namun Polisi lain tak berani mendekat karena mungkin takut dengan dugaan masih ada bom di lokasi. Polisi lain hanya berteriak kepada anak itu agar berdiri.
“Berdiri…berdiri…,. Itu teriakan orang-orang di lokasi,” ujar Roni.
Anak perempuan itu memang segera berdiri saat mendengar ada teriakan. Dia berdiri dengan kondisi terhuyung-huyung. Saat anak itu berdiri, belum ada yang peduli dengan dia untuk beberapa saat. Tanpa berpikir panjang, Roni yang ada di dekat lokasi langsung berlari dan menggendongnya.
“Saat saya gendong, dia berhenti menangis. Dia nggak ngomong apa-apa,” kata Roni yang menjabat sebagai Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya.
Roni segera membawa anak perempuan itu ke tempat aman dan diserahkannya ke petugas kesehatan (dokkes). Dokkes pun segera memasukkan anak itu ke mobil dan membawanya ke Rumah Sakit PHC Perak.
“Saya nggak tahu dia luka apa. Tapi dia berlumuran darah. Ada banyak serpihan-serpihan juga di badannya,” kata Roni.
Roni saat itu mengaku tak tahu siapa anak perempuan itu. Namun akhirnya dia tahu bahwa anak perempuan yang dia selamatkan merupakan anak dari pelaku pengeboman. Anak itu adalah Ais dan masih berusia 8 tahun. Ais selamat meski terluka. Sementara ayah, ibu, dan dua kakaknya tewas terkena bom.