Beritainternusa.com, Jakarta – Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto resmi menyandang predikat calon presiden untuk Pilpres 2019. Gerindra mengatakan Prabowo meminta waktu untuk membangun koalisi dengan PAN dan PKS.
“Pak Prabowo tetap meminta waktu kepada partai selaku pemegang mandataris partai, selaku pemegang mandat kuasa partai. Karena kita 73 kursi, masih memiliki (kekurangan) 39 kursi, maka kita diminta untuk sabar,” ujar Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018) malam.
Siap menjadi calon presiden di Pilpres 2019, itulah sikap yang diambil Ketum Gerindra Prabowo Subianto dari hasil Rakornas Gerindra semalam. Mengaku siap, Prabowo masih dihantui peluang gagal nyapres andai tak menggenggam ‘tiket’.
Alhasil, mau tak mau, Prabowo kudu mencari rekan koalisi. Gerindra menyadari soal ‘tiket’ Prabowo.
Siap saja tak cukup mengantarkan Prabowo ke gelanggang pemilihan presiden mendatang. Prabowo mesti mendapatkan dukungan dari partai politik pemilik suara hasil Pemilu 2014. Syarat di Undang-Undang Pemilu menetapkan pengajuan ambang batas capres sebesar 20%-25%. Gerindra punya modal 13% perolehan suara Pemilu 2014.
“Jadi Prabowo sampaikan siap berjuang untuk realisasikan apa yang jadi kehendak parpol dengan syarat dapat dukungan dari koalisi sekutu. Bukan sekutu lagi malah, tapi segajah,” kata Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria.
Sejauh ini, PKS baru mengatakan secara lisan siap bersama Gerindra di Pilpres 2019. Belum ada deklarasi resmi. Pembahasan soal cawapres masih menjadi fokus dua partai ini yang menyebut diri mereka sebagai koalisi.
PKS menetapkan 9 nama untuk diusung sebagai capres/cawapres. Untuk posisi capres, jika berkoalisi dengan Gerindra, PKS pernah mengatakan mereka menyerahkan kepada Gerindra karena pertimbangan besaran suara Pemilu 2014.
Jika Gerindra-PKS berkoalisi, Prabowo punya ‘tiket’. Di sisi lain, PAN juga dikabarkan merapat ke Prabowo. Kehadiran Ketum PAN Zulkifli Hasan di Rakornas Gerindra memantik spekulasi itu. Namun, buru-buru Zulkifli meluruskan sikap PAN jelang Pilpres 2019.
Muzani mengatakan Prabowo sadar kalau Gerindra masih belum punya tiket pilpres. Karenanya, Prabowo disebut Muzani meminta kader Gerindra sabar sebelum koalisi resmi terbentuk.
“Kita kurang 39 (kursi), karena itu, waktu yang kita berikan kepada beliau untuk mencari mitra koalsi mudah-mudahan bisa tercapai dan kita optimis waktu yang ada akan mendapatkan partai koalisi sampai beliau dapat diusung oleh partai sesuai ketentuan UU, yakni minimal 112 kursi,” tutur Muzani.
Muzani belum bisa memastikan apakah PAN dan PKS, yang disebut sebagai sekutu, segera mendeklarasikan Prabowo sebagai capres mereka juga dalam waktu-waktu dekat ini. Namun, dia yakin dua partai itu akan mengusung Prabowo.
“Sampai sekarang kita masih terus membangun komunikasi dengan PAN dengan PKS sangat baik, sangat harmonis. Insya Allah pada waktu yang tepat, partai-partai tersebut akan memberikan dukungan kepada Pak Prabowo sehingga pada waktunya Pak Prabowo akan kita deklarasikan sebagai calon presiden RI,” ucap Wakil Ketua MPR itu.