Beritainternusa.com, Jakarta – Paguyuban pengurus dan karyawan bus AKAP se-DKI melakukan demo di depan Balai Kota Jakarta menolak surat edaran nomor 358/1.811 tentang pemindahan operasinal bus AKAP jurusan Jatim dan Jateng ke terminal Pulo Gebang. Mereka menilai pemindahan terminal itu tidak memihak pada masyarakat.
“Tuntutan kita tetap mencabut SE 358 yang dikeluarkan kepala Dinas Perhubungan pada surat ini sangat bertentangan dengan kepentingan masyarakat. Karena terminal tipe b ditutup, terminal bayangan banyak sekali dijadikan ATM bergerak jadi itu tidak mencerminkan kepentingan masyarakat,” kata salah satu perwakilan pendemo Ahmad Rifai, di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (11/4/2018).
Masa yang juga terdiri dari sopir-sopir bus AKAP ini juga menuntut Gubernur DKI Jakarta untuk mengaktifkan kembali terminal tipe B. Terimnal yang diminta untuk aktif kembali yakni terminal Pulogadung, Rawamangun, Rawabuaya, Grogol, Pinang Ranti, Pasar Minggu, Tanjung Priok.
“Sejak surat edaran ini dikeluarkan 9 terminal tipe b tidak beroprasi secara maksimal. Kenapa? Semua bus dari Jatim dan Jateng itu tidak dibolehkan masuk melintas padahal di situ ada penumpang yang sudah beli tiket,” kata Rifai.
“Yang penting terminal B kembali beroprasi,” jelasnya.
Massa pendemo meminta untuk bertemu dengan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Massa akan tetap bertahan di Balai Kota sampai ditemui Anies-Sandi.
“Kami tidak akan balik kalau kami tak ditemui pak Anies atau Sandi Uno,” ujarnya.
Pendemo juga mempertanyakan konsep integrasi transportasi di terminal Pulogebang yang diinginkan Sandi. Menurut Rifai, konsep integrasi tersebut tidak akan berjalan lancar jika infrastrukturnya tidak terpenuhi.
“Pemerintah DKI mau melakukan conecting transportasi tapi ini tidak disiapkan dengan infrastruktur yang matang. Sehingga ini melahirkan kemacetan yang disebabkan ngetem di luar terminal dan menjamurnya terminal bayangan,” jelas Rifai.
Sebelumnya, Sandiaga Uno sempat berencana mengintegrasikan Terminal Pulogebang dengan Stasiun Cakung, Jakarta Timur. Integrasi dilakukan untuk menarik masyarakat menggunakan Terminal Pulogebang.
“Terminal Pulogebang ini kosong. Padahal kalau bisa kita integrasikan dengan Stasiun Cakung, ini akan maksimal,” ujar Sandiaga di Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/9/2017).
Guna merealisasikan rencana tersebut, Sandiaga akan membangun sejumlah fasilitas untuk pejalan kaki hingga jalur pedestrian.